PALA-One Goes to Cibeureum

Pagi itu tak ada yang salah dengan mentari, atau pun dedaunan yang asik tertiup angin menari-nari. Aku, terbangun pukul setengah 6 pagi dengan mata merah akibat iritasi yang belum total sembuh, juga karena abis nonton bola tentunya. Aku segera beranjak ke aula masjid untuk shalat shubuh, berharap malaikat Roqib belum beranjak pergi dan masih mau menuliskan ketuntasan akan kewajiban ibadah shalatku..hehe. Setelah itu aku pun beranjak menonton bola kembali. Waktu itu laga Kamerun kontra Kroasia sedang berlangsung dimana kedudukan telah 1-0 untuk kroasia. Aku sempat menyaksikan gol-gol oleh Perisic pada 48′ dan Mandzukic pada 61′, 73′ sebelum Abdur dan Reza, muridku kelas xi ipa 2, datang memanggil.

“Pak, mobilnya udah datang”, seru Abdur.

“Wogh..oke..tunggu sebentar”. Aku pun keluar ke lapangan. Mencuci muka dan bersiap-siap seadanya.

Hari itu memang sudah ada janji dengan beberapa anak OSIS Aksata Veda, sekbid 5 khususnya. Kami akan menjalankan program kerja “Pecinta Alam” dengan melakukan hiking ke curug cibeureum yang ada di daerah cibodas, kawasan puncak, Bogor. Setelah aku rasa siap, aku keluar menemui Azka, Maria, Nadia, Reza, Abdur, Ibnu dan Fathur. Yap, kami pun berangkat kira-kira pukul 07.15 waktu sunan giri. Perjalanan relatif lancar, namun agak sedikit tersendat saat keluar tol ciawi. Seperti biasa, ada penyempitan jalur. Sampai pada pertigaan lampu merah kami tersendat-sendat. BELUM SELESAI!!! Rupanya jalur puncak sampai daerah Taman Matahari pun ramai hari itu. Kurang lebih ½ sampai 1 jam perjalanan kami tertahan.

Akhirnya sekitar pukul 10 kami sampai di tempat yang kami tuju. Kami sedikit kebingungan dimana akan memarkir mobil, meskipun ternyata SUDAH ADA PAPAN PETUNJUKNYA! Ya..kami melewatkannya karena mungkin asik melihat-lihat kios yang menjual berbagai oleh-oleh khas cibodas. Yap, setelah memarikir mobil dan mengeluarkan barang bawaan masing-masing, kami pun suiiaapp ‘mendaki’.

Kami berjalan sekitar 300 meter dari tempat parkiran, mengambil jalur sebelah kanan dan lurus terus. Aku sempat girang begitu melihat pos pertama masuk kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kosong melompong ga ada orang.

“YEAAHHH…GRATIS..!! Ngahahaha X)) “, gumamku dalam hati.

1403232329385Kemudian kami pun mulai menyusuri jalan setapak yang menanjak sekitar 50 meter. Tibalah kami pada pos kedua. Saat kami mau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ada seorang tua yang tidak diketahui namanya memanggil kami.

“Mau kemana mas, curug ya?

“iya pak.”, jawabku sambal tersenyum ramah.

“berapa orang?, Tanya lelaki tua itu lagi.

“8 orang mas”, jawabku lagi dengan mulai curiga.

“jadi 88 ribu mas”

“APAAA..!!!”

“iya mas..disini bayarnya”

“owh… -______- ”

Rupanya pos tiket telah berpindah dari pos pertama yang kami temui tadi. Juga tarifnya, ada kenaikan mulai 1 juni 2014. Terakhir kesana, cuam 8 ribu kalo ga salah. Dengan gontai, aku pun berjalan menghampirinya dan membayar tiket kami. Oke, masalah tiket selesai. Sambil menunjuk papan informasi bahwa curug yang dituju terletak 2,6 km dari pos tersebut dan perjalanan kira-kira 1 jam, dengan semangat kami pun merangsek naik kembali.

papan curug

Sama seperti terakhir kesini, jalur naik dari sini memang rapi. Tersusun dari bebatuan berudak. Kami berjalan..berjalan..100 meter..200 meter..300 meter..dan STOP! Nadia dan Azka meminta istirahat sebentar. Ya..mungkin karena tidak terbiasa jadi mereka butuh penyesuaian membagi nafas dan tenaga menyusuri jalur yang menanjak. Beberapa kali kami beristirahat..setiap ada batu gede buat duduk pinta mereka. Lambat laun kamipun terbagi 2 grup, aku, fathur, Azka dan Nadia di belakang, sementara Abdur, Reza, Ibnu dan Maria duluan jalan. Okelah, tak mengapa. Beberapa kali juga kami berpapasan dengan pendaki..saling sapa, saling susul, saling memberi semangat.

DSC_9580

AKHIRNYA!!!! Sampai juga! Setelah 1 jam 22 menit kami berjalan, sampailah kami di curug cibeureum! Yeaaahhh…!!!

“Paaakk…kami disini…!!!”, panggil Reza yang telah sampai duluan disana.

140323348960114032327928721403232717723Yap, kami pun menikmati pemandangan alam sekitar yang masih asri. Terpaaan air terjun yang sejuk..cuaca yang mendung-mendung galau, wogh..pas sekali untuk duduk santai sambal menikmati kopi panas bersama doi tercinta. AKAN TETAPI!!! Bukan itu niatan kami kesana, bukan.

nyebur curugDSC_9594DSC_9585Setelah kami cukup puas berjepret ria di sana-sini, bahkan fathur, Ibnu dan Abdur njebur di air terjun, kami pun kembali ke tujuan kami yang lainnya, memunguti sampah di sekitar air terjun.

Aku sempat bingung, karena kondisi di sana lumayan bersih. Tempat sampah pun jumlahnya sudah mencukupi. Akhirnya aku pun memutuskan untuk bersih-bersih sampah di sekitar tempat kami menaruh barang bawaan saja kepada mereka.

14032326800221403232358100

140336360116414033635913481403234360535Yap, bersih-bersih pun selesai. Pukul 1 siang waktu setempat kami memutuskan turun kembali.

Perjalanan turun kembali cuma butuh waktu 1 jam 9 menit. Relatif lebih cepat. Alhamdulillah masih dalam keadaan utuh dan selamat.

DSC_9601mie puncak

Setalah makan cilok dan istirahat secukupnya, kami berkendara pulang sekitar pukul 3 sore. Sesampainya di daerah puncak pas, kami sempat berhenti untuk sekedar menyantap mie rebus dan memanjakan mata dengan hijaunya pemandangan perkebunan teh. Kira-kira jam 4 kurang seperempat, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. AKAN TETAPII…!!! JRENG JRENG..!!!

Sistem buka tutup jalur dimulai..kami pun ‘stuck’ dalam antrian bersama mobil-mobil yang lain. Aku sih memilih tidur..sementar yang lain, tetap asik menyanyi gembira. JAM LIMA.!!

Akhirnya jalur kami dibuka..was wes wos seperti biasa Fathur layaknya Schumi melaju dengan asiknya. AKAN TETAPI..!!!

Aku terbangun..kebebelet pipis. Sama seperti Reza dan Abdur. Duhe…sayang kalo berhenti pas jalur dibuka seperti ini. Kami pun memutuskan untuk berhenti nanti saja di rest area jalan tol saja.

Semua lancar..sekitar pukul 7 malam kami sampai dengan selamat di sekolah. Hmm..hari yang menyenangkan bersama kalian 🙂

Aku, kami berharap ini dapat menjadi cikal dibukanya ekstrakurikuler baru di sekolah kami, yaitu Pecinta Alam. Sebagai pembina sekbid, Aku merasa sedikit kesulitan menjalankan program kerja ini tanpa adanya ekskul sebagai wadah resmi kami beraktifitas. Pun nantinya, selain mengikuti lomba, anak-anak ekskul Pecinta Alam dapat membantu dalam acara rutin sekolah seperti Trip Observasi pada kegiatan penjelajahan. Semoga segera tercipta, PALA-one!

jembatan cibeureum14032343278191403234293735

Tinggalkan komentar